Ayo Hijrah Bersama-sama

Senin, 16 Agustus 2021

GURU INDONESIA, AYO BERBENAH !

 GURU INDONESIA, AYO BERBENAH ! 

oleh : Kuny Abidatul Mahmudah 

Indonesia dan beberapa negara Asia Tenggara pernah mengalami krisis moneter (krismon) yang mencapai puncaknya pada tahun 1997. Dampak dari krisis ini  sangat terasa  pada perekonomian Indonesia. Fondasi ekonomi yang dibangun selama ini hancur berkeping-keping  dengan melejitnya harga tukar dolar dan terjungkalnya nilai rupiah. Harga bahan pokok melambung tinggi sementara daya beli masyarakat melemah karena melemahnya nilai uang yang mereka miliki. Yang sangat merasakan dampak krisis ini adalah rakyat biasa dengan penghasilan di bawah rata-rata. Hal ini juga berpengaruh pada stabilitas negara dengan banyaknya demonstrasi yang menuntut pemerintah bertanggung jawab atas krisis ini. Akhirnya, pemerintahan orde baru tumbang dan reformasi tumbuh seraya melanjutkan.

17 tahun lebih reformasi sudah berlalu. Namun dampak krisis itu masih terasa. Bahkan tahun kemarin,  nilai tukar dolar merangkak naik dan menyebabkan harga BBM “terpaksa” dinaikan lagi. Analisis pengamat ekonomi, “Kondisi ini akan berlangsung lama dan rakyat harus bersiap terus menghadapi dan “menikmati”  krisis ini agar tidak mengalami stress .” Inilah pilihan yang tepat bagi rakyat  kecil agar mereka bisa bertahan dan mempertahankan hidup dari gempuran krisis yang menghadang dan menghalang.

Bagaimana dengan krisis keteladanan? Hal ini dampaknya lebih dahsyat lagi dari krisis moneter karena akan merusak pondasi moral bangsa. Nilai keteladanan mengalami krisis  (hilang atau sulit) ditemukan di negeri ini (seperti barang langka saja). Pemimpin yang seharusnya memberikan keteladanan kebaikan pada rakyatnya justru melakukan tindakan yang berseberangan dengan keteladan itu. Gaya hidup  yang mewah dan kurang peduli dengan penderitaan rakyat merupakan warna kehidupan banyak pemimpin. Nilai moral, kejujuran dan kebenaran tidak lagi menjadi landasan bagi mereka dalam menentukan kebijakan negara.

Dalam dunia hukum, krisisnya lebih parah lagi. Penegak hukum sebagai benteng keadilan justru malah merusak kebenaran dan kekuatan hukum. Ketidakadilan dalam penegakan hukum terlihat jelas dan sering diberitakan melalui media. Tindak korupsi dan penyuapan sudah merupakan tradisi jahat yang masih tetap dipertahankan sehingga betapa banyak para hakim, jaksa dan pengacara yang tertangkap tangan menerima uang suap dan kini berurusan dengan hukum itu sendiri. Dan yang tidak tertangkap tentu lebih banyak lagi.

Keadilan hukum sangat mahal di negeri ini. Rakyat jelata yang melakukan kesalahan atau dosa “ringan”, ditanggapi sigap oleh  pendekar hukum. Berbagai jurus lihai mereka gunakan sehingga dengan mudah dan dalam waktu singkat, hakim dapat menjatuhkan  vonis hukum  dengan bangga pada orang-orang yang tak berdaya.

Dalam dunia pendidikan juga tidak jauh berbeda -keteladan yang seharusnya ada justru tidak nampak jelas dalam dunia nyata. Apalagi kebijakan  pendidikan dipengaruhi oleh politik dan ekonomi (bisnis). Maka nilai teladan tidak lagi menjadi panglima dalam melaksanakan tugas itu. Hal ini juga berpengaruh pada para guru. Memang ada guru yang telah berusaha menjalankan perannya dengan baik sebagai guru teladan bagi anak didiknya. Namun jumlahnya sangat terbatas. Banyak guru hanya sekedar melaksanakan tugas. Menyampaikan ilmu tanpa memperhatikan nilai moral anak didik atau ada guru yang tak berdaya karena keterbatasan yang mereka miliki. Tanpa disadari, anak didik kehilangan kompas dan figur yang jelas dalam menggapai cita-cita mereka.

Sangat prihatin melihat kondisi anak didik  (terutama usia remaja) saat ini. Mereka cenderung menjadikan bintang film layar perak, artis sinetron dan bintang lapangan sebagai idola dan model hidupnya. Mulai artis Bollywood  yang tenar sampai artis Hollywood yang bersinar, bintang muda Indonesia berbakat sampai bintang muda Korea yang memikat. Mulai jago lapangan Indonesia bernama Andik Vermansyah yang kecil tapi lincah sampai pada bintang lapangan dunia yang bayarannya mahal seperti Lionel Messi yang sering menghiasi pemberitaan olahraga dan dunia hiburan. Mereka ini mengisi pikiran dan hati anak didik sehingga apa yang mereka perankan mulai dari gaya hidup, pergaulan bebas dan kesukaannya dijadikan model kehidupan anak didik.

Saat ini generasi muda mengalami krisis keteladanan, terutama keteladanan seorang figur pemimpin. Hal ini terjadi karena sedikitnya media massa yang mengangkat tema tentang tokoh - tokoh teladan pemimpin bagi generasi muda. Tayangan - tayangan televisi misalnya, didominasi acara hiburan dalam berbagai variasinya, seperti acara sinetron atau acara gosip selebriti tidak dapat diharapkan memberikan contoh yang baik dalam kehidupan.

Dapat dirasakan dampaknya apabila hal itu dikonsumsi oleh anak - anak. Banyak dampak negatif yang ditimbulkan terutama berkaitan dengan perkembangan tingkah laku anak dan generasi muda sekarang akan kehilangan seorang figur pemimpin yang baik untuk diteladani.

Pada semasa hidupnya Soekarno banyak hal yang dapat dijadikan contoh/ panutan untuk generasi muda saat ini. Dari masa kecilnya kehidupan Soekarno sudah diisi dengan semangat kemandirian. Hal ini tercermin dalam pemikiran, ucapan dan tindakan dalam kehidupannya, seperti menciptakan tujuan, belajar menyayangi makhluk ciptaan Tuhan, pentingnya ilmu pengetahuan, tidak mau direndahkan orang lain, berani mengambil keputusan dan tindakan, rasa empati sosial yang tinggi dan lain sebagainya. Dengan menelaah kembali ketokohan Soekarno dari segi ini, maka akan nampak bahwa Soekarno adalah seorang figur pemimpin yang layak untuk diteladani oleh generasi muda.

Maka dari itu, keseriusan Negara dalam mencetak guru melalui lembaga pendidikan dan seleksi yang ketat dalam penempatan seseorang menjadi guru merupakan sesuatu yang harus menjadi perhatian serius disamping juga meningkatkan kesejahteraan guru. Negara harus memberi motivasi dan sugesti yang besar pada guru  untuk meningkatkan kapasitas dan kapabilitasnya berupa pelatihan, seminar dan studi banding ke daerah atau Negara yang sukses pendidikannya. Agar mereka profesional dalam bekerja dan dapat tampil sebagai idola bagi anak didiknya. Dengan demikian, negeri ini akan maju seperti negeri jiran  yang sebelumnya justru belajar pada negeri ini.



Sabtu, 05 Juni 2021

Terpaksa Menjadi Dewasa

Terpaksa Menjadi Dewasa

Salam kenal pembaca setia, sudah lama sejak aku memulai menulis di blog ini. Selamat Datang bagi para pengunjung baru. Semoga apa yang kutulis disini bukan hanya tentang diriku dan dirimu, tapi juga membawa kebermanfaatan bagi sesama. Memang, telah banyak yang telah kita lalui selama setahun ini. Entah sedih, senang, kecewa, bangga, semuanya telah terlewati dan menjadikan diri kita di titik ini.

Entah apa tolak ukur dewasa. Ada yang bilang umur 20 tahun sudah dewasa, ada yang bilang jka sudah menikah maka sudah dewasa, dan ada juga yang bilang bahwa jika sudah memiliki pekerjaan maka sudah dewasa.  Menurutku, tidak ada tolak ukur dewasa yang sesungguhnya. Aku yang masih 22 tahun dipaksa untuk menjadi dewasa. Ada banyak hal yang harus aku pertanggungjawabkan di usia ini.

Mungkin di lingkungan kita 22 tahun adalah angka yang cukup matang dan sudah dewasa. Tapi aku belum merasa menjadi dewasa. Jika kembali ke aku yang berumur 17 tahun, aku tidak menemukan perbedaan diriku yang signifikan. Apakah kalian juga merasakan yang sama ?

Di usia 22 tahun, ada yang sudah menikah

Di usia 22 tahun, ada yang sudah memiliki 2 anak

Di usia 22 tahun, ada yang sudah menjadi sarjana

Di usia 22 tahun, ada yang sudah menjadi tulang punggung keluarga

Di usia 22 tahun, ada yang sudah menikmati harta benda yang melimpah

Di usia 22 tahun, ada yang sudah berdiam diri dibawah tanah menunggu hari kiamat

Dimanapun titik kita saat ini, aku merasa bahwa tidak ada saat yang tepat untuk memperbaiki diri selain saat ini dan sekarang juga. Kita tidak akan tau kapan titik terakhir yang kita lalui. Sehingga apapun yang ada di hadapan kalian, semoga kalian melkukannya dengan sungguh-sungguh dan terus mendekatkan diri kepada Tuhan kita. Itulah yang akan menjadikan kita dewasa.

Senin, 15 Juni 2020

23-10-2019

Rabu, 23 Oktober 2019 

Hari kedua di Khon Kaen, pagi-pagi kami sudah turun untuk masak untuk sarapan kami. Karena disini memang sedikit sulit untuk mencari makanan halal. Meskipun di dapur asrama kami juga tidak tau apakah alat masaknya suci atau tidak. Tapi dalam keadaan genting seperti ini, memang itu satu-satunya jalan untuk kami.

Hari ini kami memasak mie instant, buat bumbu pecel, sosis, tempe kering, serundeng, dan sosis. Banyak yang memang sudah kami siapkan untuk makan kami disini. Asrama disni memiliki fasilitias microwave, heater, kompor listrik, ddan kulkas di tiap lantai. Banyak juga penghuni asrama yang memasak di dapur. Kami berkenalan dengan beberapa mahasiswa disini. Namun, karena namanya yang aku sering lupa, hehe ajdi ya lupa wesan. Ngga tau satu-satu namae. Mungkin yang hampir tiap hari bertemu, seperti china, luwa, dan khon itu hapal. 

Setelah makan kami siap-siap, karena jam 9 kami akan di jempur oleh buddies kami. Sebelum jam 9 kami sudah siap di bawah. Sambil berfoto ria ami menunggu dijemput. Lalu, buddies kami datang dengan van  nya seperti biasa. 

Kami mampir ke hotel pak heri dan pak bambang untuk melakukan sesi foto. Karena memang beliau akan segera kembali ke bangkok. 

Tangan kami logo unesa jika di bahasa CB. 

Pemandangan di hotel tersebu cukup indah. Sehingga menjadi kesempatan kami untuk berfoto ria hehe. 

 bagus banget kaaaan wkwk. 

Perjalnan berlanjut ke kebun binatang. Dalam perjalnan kami banyak belajar tentang bahasa thailand. Kmi banyak ngobrol tentang banyak topik dengan para buddies kami. Mereka sangat antusias menjelaskan mesipun harus berfikir 2 kali karena kmereka harus menjelaskan dengan bahasa inggris hehe.  

Si Kho ternyata pandai  memainkan seruling, aku lupa apa itu namanya di bahaa thailand. Tai kho cukup jago memainkannya. Sampai kai terdiam hehe. Kami bertukar musik yang kami suka, chan suka musik kpop, kho suka musik tradisional, diyo suka musik ambyar, dan aku tidak suka semuanya wkwk. 

Kami mampir ke 7 eleven, toko seperti indomaret di Indo. Hampir di setiap sudut ada toko ini. Disini juga menyediakan makanan halal, meakipun tidak banyak. Aku hanya membeli susu, yang aman-aman saja. Susu sebotol harganya hanya 12,5 bath atau sekitar 7 ribu 

Lanjut  perjalanan ke kebun binatang. Kami sampai di theme park pertama. Disana kami harus naik jembatan, atau sky walk. Panasss bangettttttt, tapi pemandangannya uindah pol. Masya Allah hehe.jembatannya cukup tinggi. Dan di bagain tengah kami bisa melihat dasar karena terbuat dari kaca atau besi yang bolongbolong. 






Panas banget kan, sampe kita harus nyengir wkwk. 

Sampe disitu kami lajutke theme park selanjutnya. Tapi karens sudah panas sekali kami memilih bird park yang adem. Kami naik seperti kereta waktu pergi kesana. Jalan-jalan lagi. Lanjut lagi. Tapi setelah kita muter-muter, yanga aku carai tdak aku temukn, gajah thailand. Padahal itu yag aku runggu-tunggu wkwk untuk aku kiriman ke teman-temanku di indonsea. 

Trip yang cukup melelahkan, setelah semuanya selesai, masuk ke van lagi. Lalu aku lgsg tidur. Pegel bangetttttt masya Allah. Hehe. Banyak yang tidur sih emang, eh sebelum tidur kami makan i restoran halal yang direkomenadikanshobri. Satu-satunya teman thailand muslim kami. Makanannya enak banget, bikin kangen indo. Kami duduk menyatidi dua meja sangat kondusif sekali. Bahagia banget bisa makan bareng dengan mereka. 

Lanjt ke ubolratadana dam. Kayak wauk itu. Tapi wadunaudah mulai mengering. Sebenrnya thaild  itu ngga punya sumber air. Dulu mereka ambil air dari laos untuk seluruh thailand tapi setelah usaha yang cukup ekeras. Merka sudah bisa mengairi negara mereka sendiir. 

Iya, tempatnysa ngat panas lagi. Panaaas bgt emang. Wkwkwk






Jumat, 22 Mei 2020

The best man ever i met

Ayahku Segalanya
Laki-laki yang penuh wibawa
Bertanggung jawab atas segala amanah yang diembannya
Diam seribu bahasa, memikirkan bagaimana keluargaku bisa ke surga bersama-sama
Tak hanya itu,
Beliau yang menomorsatukan kebahagiaan putra dan putrinya
Tak pernah berpikir dua kali untuk melakukan segala cara agar anak-anaknya tetap bahagia
Tak pernah berpikir kebahagiaan dirinya
Karena sesungguhnya kebahagiaannya adalah melihat kami bahagia
Tak ayal, aku pun pernah berpikir
Berpuluh-puluh tahun ayahku menderita
Banting tulang, bekerja keras mencari nafkah
Menjual segala aset yang ia punya
Sampai-sampai ke dokter saja, ia takut jika tiba-tiba anaknya membutuhkan uangnya
Aaaa
Betapa durhaka ya diriku jika terus membiarkan beliau seperti ini
Aku ingin membahagiakannya
Aku ingin mewujudkan cita-citanya
Aku ingin memenuhi segala kebutuhan dan keinginannya
Aku ingin beliau berbahagia karena anak-anaknya
Aku ingin kami menjadi kemudahannya dalam mencapai ridho-Nya
Ayahhh
Aku tau, diammu adalah bentuk kasih sayang
Ayahhh
Aku tau, ucapmu adalah jalan kebahagiaan
Ayahhh
Aku sangat mencintaimu
I love ayahhh
Maafkan putrimu ini
Yang tidak berani mengatakannya
Semoga ayah sehat selalu, diberikan Allah keselamatan dimanapun ayah berada, diberikan Allah keberkahan dalam hidup, dan diberikan kebahagiaan di dunia sampai di akhirat.
Sekali lagi
Aku smagat menyayangi ayahh

Sabtu, 25 April 2020

Semester 6 Ku Positif Covid-19

Tentang Semester 6 
Tahun 2020, memang banyak sekali kejutan di negara kita. Mulai dari banjir di tahun baru yang berada di Jakarta. Dan banyak kisah lainnya. 
Cerita lain datang dari asuhan, China. Virus SARS-CoV-2 pertama kali ditemukan di sana. Hingga pada Maret 2020, virus ini telah masuk ke Indonesia. Imbasnya tidak hanya bagi rumah sakit yang harus menyediakan alat kesehatan khusus virus. Tapi juga kepada kami, mahasiswa. 
Notabene mahasiswa adalah anak rantau dari desa ke kota. Dengan penuh peluh dan jerih payah ingin sekali menimba ilmu di pusat peradaban dan belajar menghidupi diri sendiri tanpa bantuan orang tua. 
(Sesi curhat) 
Aku, yang dari MTs sudah beli keinginan dengan uang sendiri, rasanya tidak nyaman jika meminta uang ke orang tua meskipun zaman kuliah memang menbutuhkan materi lebih. Sehingga aku pun sudah mengajar dari semester 1. 
Singkat cerita, di semester 6 aku memutuskan untuk pindah ke kos yang awalnya aku tinggal di dorm dengan biaya yg lebih murah dari kos. Aku bertekad untuk bayar kos dengan uang sendiri, namun ujian demi ujian datang. Mulai dari laptop yang rusak, hp jatuh, motor harus ganti ban, dll. Dan ujian bagi manusia di seluruh penjuru dunia pun berimbas kepadaku. Covid-19 menuntut aku berhenti mengajar. Tanpa ada pemasukan, tapi harus bayar kos-kosan. Sedih, bingung, entah aku harus apalagi, dirumah pun aku berusaha menghasilkan uang dengan berjualan. Mungkin memang jalan rezekiku bukan disitu. Dan sekarang aku di titik yang ingin menyerah. Tapi satu hal yang masih aku yakini bahwa rezeki tidak akan tertukar. Dan masing-masing punya jalan rezekinya sendiri. 
Aku berusaha meminta keringanan ke ibu kos, semoga diberi. 
Semangat untuk kalian pejuang nafkah, Allah melihat kerja kalian 

Senin, 05 November 2018

Curahan hati seorang mahasiswi

Assalamualaikum temen-temen,  sekarang aku lagi menata niat kembali.  Aku sedang berfikir untuk apa aku kuliah,  untuk apa aku tinggal di Surabaya, untuk apa aku tinggal di asrama.  Semua terasa sangat cepat berlalu.  Rasanya aku baru saja ikut masa orientasi siswa tingkaf MTs,  eh sekarang udah semester 3.

Entah kenapa, aku tidak begitu tertarik dengan mata kuliah 'pendidikan' aku hanya fokus di mata kuliah ke 'kimia'an. Seharusnga aku bisa menguasai keduanya.  Itu bukanlah hal sulit jika mau berusaha.  Tapi semangat ini masih belum menggebu seperti dulu.  Kenapa?  Entah aku pun tak tau.

Semangat,  motivasi,  dorongan, ghiroh,  aku butuh semua itu.  Tapi bukan orang lain yang akan memberikannya.  Tapi diri kita sendiri.  Iya aku yang memupuk semangatku sendiri.  Akulah yang akan menjadi pelopor semangat untuk diriku,  untung-untung kalau teman-temanku pun ikut bersemangat. Semangat untuk apa?

Awal masuk kuliah aku sudah berkomitmen untuk self funded dan fokus dengan tujuanku untuk menyelesaikan 'sesuatu' sampai tuntas dan go abroad.  Yah  ada 3 tujuanku disini. Ketiganya sudah kuusahakan,  namun belum maksimal.  Aku masih saja 'mau' menerina uang bensin untuj kembali ke Surabaya ketika pulang kampung. Aku masih 'ogah-ogahan' untuk menambah 'sesuatu' ku.  Aku masih saja tak kuat mental melihat biaya study abroad,  padahal rejeki mah rejeki aja. Ga akan kemana.

Yah ketiga hal penting yang harus aku tanamkan sampaj nanti aku lulus,  dan saty hal lagi yang tidak kalah penting.  Aku disini buka untuk gaya-gayaan mengikuti gaya hedon kaum millenial.  Aku disini sebagai pembela kaum lemah.  Aku disini untuk bersama dengan orang yang butuh bantuan. Aku disini untuk mereka yang masih rabun agama.  Ya,  itu pesan dari pembina beasiswaku.  Yang harus juga aku tanamkan sampai masa yang akan datang

Tulisan ini aku ketik di hape sambil goler-goler membayangkan sehari 2 praktikum sekaligus.  Yah dibayangkan aja ga bakal nyelesaiin apa-apa,  toh semua itu bakal terlwati dengan baik kalo kita ngerjain dengan baik.  Yupsss. Gitu doaang curhatan hati kali iniii.  Tulisan ini buat self reminder aja yaa.  Semoga yang baca juga jd inget tujuan hidupnya sekarang.  Semangat semuanyaaaa,  dont give up

Sabtu, 27 Oktober 2018

Tips Jitu Juara Olimpiade Kimia

Assalamualaikum temen-temen

Terahir kali nulis blog udah 2 tahun lalu,  ngga tau kenapa sekarang pingin nulis lagi gitu.  Dan kelikiran buat mbahas tentang perjuangan aku dulu waktu ikut olimpiade-olimpiade kimia. Semua ini berawal dari....

Honestly,  aku ngga tertarik banget dengan kimia.  Mata pelajaran apa sih iniiiii kzlllll deeeeeh, haha alay. Tapiii gang bikin aku interest adalah cara mengajar dari Bapak Guru akuuu,  beliau adalah Pak Amin semoga sehat selalu ya paak.  Mungkin bagi banyak orang yang dijelaskan pak amin ini sulit dipahami,  meskipun banyak banget analogi beliau di setiap materinya yang bikin otak kita bisa sedikit menerima materinya.

Aku baru sadar sekaraang geeengs,  kalo yang diajarin beliau itu biar kita ngga miskonsepsi.  Biar pemahaman kita utuh dan ngga terkontaminasi.  Oke lets talk about olympiad.  Aku ikut olimpiadr kimia dari kelas X,  yaah baru juga dapet mapel itu tp udh ikut olimpiade aja.  Yah itu terpaksa,  sangat terpaksa.  Maunya ambil matematika,  tp apalah daya kuota timnya udah penuh.  Jd bu guru nyaranin buat ambil kimia aja. 

Dan semuanya dimulai,  olimpiade yg pertama aku ikutin adalah osn tingkat kabupaten,  jjjiaaaaah konfigurasi elektron aja blm bisa bedain buat golongan A sama B,  jadinya aku belajar tiap malem, cuma belajar kimia doang.  Aku cari soal-soal dr internet,  terus aku print,  aku pinjem buku2 kimia dr kelas X sampe kelas XII buat nyari jawabannya,  tp GA ada.  Ga semudah itu ternyata,  aku pikir kalo punya buku semua soal bisa terjawab.  Malah ga adaaaaa,  frustasi banget dah. 

Alhamdulillahnya ada bimbingan tiap hari sama Pak Amin ini,  jadi dari kelas X aku udh jarang masuk kelas.  Kerjaan cuma di pendopo kalo ngga gitu di lab kimia tp ngga mau praktikum,  tp mau bimbingan karena ruang kelasnya masih di pake buat oembelajaran. 

Meskipun dasar dasar ilmu kimia aja aku belum dapet,  yang penting ikut bimbingan. Itu prinsip aku waktu itu,  jadi si pak amin njelasin terus kating tanya-tanya aku cuma ndengerin dan nyatet apa aja yg mereka omongin.  Padahal aku juga gatau mereka mbahas apa wkwk. 

Dan osn kabupaten udah di depan mata,  aku ngerjain ya wes sebisanyaaa.  Cuna bisa berdoa semoga ini adalah awal yang baik.  Dan Alhamdulillah dari 80 peserta aku rangking 60. Iya lumayan lah haha. 

Aku ngga putus asa,  olimpiade demi olimpiade aku ikutin.  Sampe olimpiade kimia unesa aku ikutin dr kelas X sampe kelas XII wkwk. Trus 2 tahun berikutnya jadi panitianya,  haha. 

Mungkin kalau dihitung-hitung ada 14 kejuaraan yang udh aku ikutin.  Dan piala pertama aku waktu itu Kompetisi Sains Madrasah,  Alhamdulillah dapet juara satu dan maju ke provinsi.  Tp tau ngga kalian kalo aku dari berangkat itu udah pusiiingggg bangetttt,  entah kenapa itu terjadi. Dari berangkat aku cuma bisa doa dan shalawat aja,  apapun yg terjadi itu udh kuasa Allah.  Aku pun ngerjain seadanya. Tp Allah mengijabah doaku.  Aku dipanggil sbg juara pertama.  Pembuktianku bahwa hal baru pun bisa aku taklukan atas izin Allah.  Tiap malam aku berdoa agar diberi kepercayaan untuk bisa mendapat piala yang telah turun temurun dari kakak kelasku. 

Lalu masih banyak lagi,  dan KSM wilker pun diadakan waktu aku kelas XII semester 2, yang banyak banget ujian ujian,  persiapan ini itu tp aku tetap semangat utk memberikan piala terahir kepada almamaterku tercinta,  MAN 1 Gresik. 

Dengan berbekal doa agar diberi kemudahan dalam megatur waktu belajar,  aku persiapan ksm minimal 2 jam perhari. Dan entah kenapa doaku dulu adalah agar aku mendapat NOMOR 1. doa itu tertancap sampai hari H.  Aku mengerjakan soal tahap awal dengan begitu optimis. Dan Alhamdulillah masuk ke tahap 2, ucapan selamat datang dari Pak Tadim. Allaaaah terimakasiiiih tinggak satu langkah lagiii.  Tetesan air mata tak dapat kubendung. 

Perjalanan ke tempat lomba tahap 2 aku iringi dengan shalawat dan terus berdoa agar aku mendapat menjawab dengan sangat baik sehingga aku bisa mendapat NOMOR 1. Soalnya waktu itu hanya 2 kalau ngga salah,  nomor awal aku yakin jawabannya benar,  dan nomor kedua aku tudak begitu yakin.  Karena harus menjelaskan konsep ikatan ion pada NaCl yang akh masih belum memahaminya.  Aku keluar kelas dengan berdoa apapub hasilnya,  Allah terimakasih telah membawaku jalan-jalan sampai sini.

Pusing lah akuu,  semua orang menyambutku drngan wajah penuh harap. Aku hanya membalas mereka dengan senyum kecil. Tanda bahwa aku sudah pasrah.  Mereka lalu menyemangatiku,  meyakinkanku bahwa aku akan mendapatkan JUARA 1.

Pengumuman tibaaa,  selayaknya orang lain.  Aku deg deg serr. Karena aku sudah pusing jadi aku duduk diantara barisan rombongan MAN 1 gresik ditutupi oleh badan2 anak-anak MAN yang menantikab hasil dari kerja keras tim kami.  Fyi,  dulu yg masuk tahap 2 itu hanya 4 orang. 

Tibalaaah pengumuman bidang kimia,  lidahku tak pernah lelah menyebut namaMu ya Allah. Waktu itu aku sudah tidak lagi mengharapkan nomor satu. Aku hanya berdoa jika nanti aku mendapatkan juara semoga aku tidak sombong dan senantiasa membagikan ilmu kepada siapa saja dan jika aku tidak mendapat juara semoga aku diberi kelapangan dan kesabaran.  Kepercayaan bahwa itulah hasil terbaik yg Allah berikan. 

Kuny Abidatul Mahmudah
Juara HARAPAN 1
alhamdulillaaah. Sujud syukurku ya Allah. Semoga Engkau terimaa ini sbg wujud syukurku.  Semua bersorak dan memandangiku,  membangkitkanku dari duduk. Semua bahagiaa,  terimakasih ya Allaah.  Aku hanya berdoa agar mendapat nomor satu kan?  Bukan juara satu.  Allah mengijabah doaku. Aku mendapat nomor satu ku. 

Yang terpenting adalah
- Niatkan semua karena Allah, niatkan utk mempelajari ilmunya Allah
- Berusaha, mencoba soal-soal olimpiade minimal 1 hari menyelsaikan 2-3 soal dan paham alur jawabannya
- Doa,  kuatkan doa. Minta doakan,  dan doakan orang lain. 
- yakin bahwa hanya Allah yang dapat membantu kita.

-semoga bermanfaat